Berusaha menggali potensi pariwisata di kawasan Rupat Utara. Sebab kawasan tersebut selama ini digembar-gemborkan akan dijadikan resort dengan berbagai fasilitas seperti cottage, sarana wisata bahari, wisata pantai dan sebagainya. Namun ketika tim sampai di sana, tak ada satu pun fasilitas pendukung pariwisata yang tersedia.Pantai yang membentang di Rupat Utara disebut juga Pantai Pasir Panjang, karena bentuknya memanjang sekitar 13 kilometer. Pantai tersebut masuk wilayah Teluk Rhu dan Tanjung Punak.
Kemudian sampai ke Desa Sungai Cingam yang masuk wilayah Rupat bagian selatan. Kalau sampai ke ujung Selat Morong, kata penduduk setempat, panjangnya mencapai 28 kilometer. Namun terputus oleh sungai-sungai kecil.
Untuk menuju pantai ini sebenarnya tidak begitu sulit. Dari Dumai ada speedboat jurusan
Tanjung Medang, ibukota Kecamatan Rupat Utara. Dermaganya di Pelabuhan
Rakyat (Pelra) Jalan Budi Kemuliaan, Dumai. Dalam sehari ada dua trip,
yakni pukul 09.00 dan 15.00 WIB. Ongkosnya Rp 110 ribu dengan waktu
tempuh sekitar 2,5 jam. Speedboat ini sebelum sampai di pelabuhan Tanjung Medang singgah dulu di pelabuhan Desa Titi Akar.
Setelah
bertolak dari Titi Akar menuju Tanjung Medang, perlahan-lahan potensi
wisata Pulau Rupat mulai terlihat. Pertama adalah Pulau Babi, pulau
tanpa penghuni yang menyimpan cerita menakutkan. Konon pulau tersebut
dulunya merupakan tempat pembantaian anggota dan simpatisan Partai
Komunis Indonesia (PKI).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar